
Pertumbuhan dan perkembangan emosi remaja, (lanjutan dar artikel faktor yang mempengaruhi emosi) seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi-situasi tertentu. Pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam baru menangis dan meronta.
Pada umumnya perbuatan kita sehari – hari disertai oleh perasaan – perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau tidak senang. Perasaan – perasaan seperti ini biasanya disebut emosi. Beberapa macam emosi antara lain, gembira, bahagia, semu, terkejut, benci, senang, sedih, was – was dan sebagainya. Perasaan emosi biasanya disifatkan sebagai suatu keadaan dari diri individu pada suatu waktu. Misalnya, orang merasa sedih, senang, terharu dan sebagainya bila melihat sesuatu, mendengar sesuatu, mencium bau dan sebagainya.
Dengan kata lain perasaan disifatkan sebagai suatu keadaan jiwa sebagai akibat adanya peristiwa- peristiwa yang pada umumnya datang dari luar dan peristiwa – peristiwa tersebut pada umumnya menimbulkan kegoncangan – kegoncangan pada individu yang bersangkutan.
Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi. Jadi, sukar sekali kita mendefinisikan emosi. Oleh karena itu, yang dimaksudkan dengan emosi di sini bukan terbatas pada emosi atau perasaan saja, tetapi meliputi setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada tingkat yang lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang (mendalam).
Dengan meningkatnya usia remaja, semua emosi diekspresikan secara lebih lunak karena mereka telah mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang berlebihan, sekalipun emosi itu berupa kegembiraan atau emosi yang menyenangkan lainnya. Selain itu karena remaja mengekang sebagian ekspresi emosi mereka, emosi tersebut cenderung bertahan lebih lama daripada jika emosi itu diekspresikan secara lebih terbuka. Oleh sebab itu, ekspresi emosional mereka menjadi berbeda-beda. Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jenis emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, sedih dan sebagainya.
Semakin banyak kita mempelajari tentang perkembangan emosi anak dan remaja, diperkirakan akan semakin baik kita dalam membimbing dan mengembangkan emosi mereka. Implikasi perkembangan emosi terhadap pendidikan dasar sangat berpengaruh sekali. Implikasinya dari segi perkembangannya, apabila seorang remaja dapat mengontrol emosinya, maka remaja tersebut akan melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Apabila emosinya baik atau stabil, maka belajarnya atau pendidikannya pun akan baik.
Give Your Rating to this post :
Rating: 5
Description: Perkembangan Emosi Remaja Reviewer: Hendrikson FBI - Itemreviewed: Perkembangan Emosi Remaja Perkembangan Emosi Remaja