21 April 2016

Habis Gelap, Terbitlah Terang. Mendengar ungkapan ini tentu sudah tidak asing lagi dengan Raden Adjeng Kartini. Seorang tokoh pahlawan yang pantang untuk dilupakan begitu saja, Kartini merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara segera setelah Kartini lahir.

Dikutip dari laman https://id.wikipedia.org/wiki/Kartini, Kartini adalah putri dari istri pertama, hanya saja bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. 

Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI. Garis keturunan Bupati Sosroningrat bahkan dapat ditilik kembali ke istana Kerajaan Majapahit. Semenjak Pangeran Dangirin menjadi bupati Surabaya pada abad ke-18, nenek moyang Sosroningrat mengisi banyak posisi penting di Pangreh Praja.

Kartini merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun dan dikenal pada pertengahan abad ke-19 sebagai salah satu bupati pertama yang memberi pendidikan Barat kepada anak-anaknya.

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. 

Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. 

Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara. Dan berikut beberapa data tentang Ibu kita Kartini :

Selamat Hari Kartini 21 April 2016
Selamat Hari Kartini


Biodata Raden Ajeng Kartini

Lahir: Jepara, 21 April 1879
Meninggal: Rembang, 17 September 1904
Dimakamkan: Makam Keluarga Kartini
Pasangan/Suami: Raden Adipati Joyodiningrat
Anak: Soesalit Djojoadhiningrat
Orang tua: Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat (Ayah) dan M.A. Ngasirah (Ibu)
Pendidikan: E.L.S. (Europese Lagere School)
Karya: Habis Gelap Terbitlah Terang
Penghargaan:
  • Pahlawan Pergerakan Nasional (1964)
  • Hari lahirnya ditetapkan sebagai Hari Kartini


Selamat Hari Kartini 21 April 2016, semoga Kartini menjadi inspirasi khususnya bagi kaum hawa di Indonesia.


Berikan Penilaianmu Terhadap Artikel ini :
Rating: Skala 1 - 5

© Majalah Siantar | All Rights Reserved.